Cepi Rocker, Penyanyi Rock Senior Asal Kota Cimahi: Bernyanyi Pakai Hati – Cepi Ganefi alias Cepi Rocker adalah seorang artis penyanyi senior Kota Cimahi yang memiliki jam terbang cukup panjang dalam blantika musik tanah air. Peraih penghargaan The best vocalist dalam acara “Gelar Seni Virtual” yang diselenggarakan oleh Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) pada 2021 silam ini dikenal aktif dalam berbagai event musik di Kota Cimahi.
Sejak 1987 Cepi Rocker mulai serius menekun dunia musik. Karirnya dimulai dari acara agustusan di sekitar tempat tinggalnya. Saat itu dia sering memberi sejumlah uang tips kepada panitia penyelenggara hanya karena dirinya ingin tampil bernyanyi di panggung agustusan.
“Saya bayar ke panitia. Saya pengen nyanyi, pengen main band. Itu dulu, waktu masih zaman agustusan,” ujar Cepi mengenang masa lalunya.
Kenapa Cepi harus bayar ke panitia hanya untuk tampil di panggung acara agustusan? Menurut Cepi, biasanya setiap perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, panitia sudah memiliki susunan acara sendiri. Tentu kalau pakai cara biasa, dia tak mungkin bisa tampil di panggung. Oleh karena itu dia memiliki caranya sendiri agar bisa tampil di acara tersebut.
“Jadi, saya kan orang luar, mau nyumbang suara di situ atau ingin main musik dalam rangka agustusan. Saya musti ngasih uang rokok ke panitia. Yang penting saya bisa tampil di situ,” ujar Cepi beralasan.
Cepi merasa bangga jika bisa nyanyi di atas panggung, apalagi dilihat banyak orang. Hal inilah yang membuat dia selalu ingin tampil di panggung acara agustusan. Salah satu lagu andalannya saat tampil adalah lagu “Neraka Jahanam” yang dibawakan oleh duet duo kribo, Ahmad Albar dan Ucok “AKA” Harahap.
Kemudian Cepi langsung mempraktikkan menyanyikan lagu “Neraka Jahanam” dihadapan penulis. Berikut lirik lagunya.
Hai setan engkau berdusta
Membujuk Adam Hawa
Mencoba buahnya surga
Membawa malapetaka bagi manusia
Berkorban semua kesucian
Karna bujuk rayuan
Tak ada ampunan Tuhan
Adam Hawa disiksa dibawa ke dunia
Reff.
Karna engkau
Adam Hawa menderita di dunia
Tak puasnya kau menggoda
Dosa semakin melimpah oh
Hai setan, kini engkau menang
Semoga engkau senang
Kudoakan kepada Tuhan
Untukmu kumohonkan neraka jahanam
Walau tanpa diiringi musik, Cepi membawakan lagu itu begitu indahnya. Vokalnya memang sangat dahsyat sehingga membuat nyaman dan terhibur bagi siapa saja yang mendengarnya.
“Ternyata orang sebanyak itu merasa terhibur ketika saya bernyanyi di atas panggung. Tepuk tangan penonton membuat bulu kuduk saya berdiri. Saya senang sekali bisa menghibur warga masyarakat,” ungkap Cepi sambil tersenyum mengingat prilakunya saat remaja.
Saat itu zaman kejayaan “God Bless” – grup band papan atas tanah air pada era tahun 80-an dengan vokalisnya Ahmad Albar – dan “Deep Purple” – grup band beraliran hard rock asal Inggris yang dianggap sebagai pelopor heavy metal dan hard rock modern. Cepi muda sering sekali membawakan lagu-lagu mereka.
Lagu-lagu keras yang sedang hits pada masa itu seperti “Highway Star”, “Smoke on the Water”, “Women from Tokyo”, dan “Perfect Stranger” dilalap habis oleh Rocker Cimahi kelahiran 1964 tersebut. Termasuk lagu-lagu slow rock seperti “Soldier of Fortune” dan “When a Blind Man Cries” dikuasainya dengan baik.
Sementara itu, khusus untuk lagu-lagu rock Indonesia, Cepi mengidolakan Ahmad Albar. Alasannya karena lagu-lagu yang dibawakan vokalis God Bless tersebut sangat kena di hati para pecinta musik rock tanah air.
“Familierlah ditelinga orang-orang kita, terutama yang senang lagu-lagu rock. Lagu-lagunya tidak terlalu ribet. Enak didengar, enak dibawain,” ungkap Cepi menjelaskan.
Saat itu lulusan SMA 1984 ini tidak pernah belajar menyanyi secara khusus. Semua kemampuannya bermusik dipelajarinya secara otodidak. Dia hanya mendengarkan lagu-lagu yang sedang hits, lalu menirukannya berulang kali sampai benar-benar hapal dan menguasainya. Lagu-lagu bergenre rock, hard rock, dan clasic rock menjadi lagu kesukaannya.
“Dulu zamannya pita kaset, kita rekam satu atau dua lagu. Dari satu kaset itu isinya hanya dua lagu saja. Bolak-balik isinya sama, cuma dua lagu itu saja. Terus kita dengerin. Otomatis kita lagu-lagu itu mengisi di memori kita. Kalau sudah benar-benar hapal, baru cari lagu lain,” ujar Cepi menjelaskan bagaimana cara dia menghapalkan lagu-lagu kesukaannya.
Selain itu, cara Cepi menghapal lagu dengan menulis liriknya. Sambil mendengarkan suara dari pita rekaman, dia melihat teks lagu yang ditulisnya. Kadang dia juga sekalian ikut bernyanyi.
Artis penyanyi yang suka menggunakan topi fedora sebagai bagian dari fashion-nya tersebut mulai belajar bernyanyi itu sejak kelas 2 SMA. Uniknya, teman-teman sekolahnya tidak pernah tahu kalau dia pandai bernyanyi. Dia memang tidak pernah memperlihatkan kemampuannya bernyanyi dihadapan mereka.
Menurut pengakuan Cepi, ilmu bernyanyi yang diilikinya diperolehnya dari berbagai sumber. Misalnya saat dia bertemu dengan seorang musisi dan guru vokal yang andal. Dia tak segan-segan belajar darinya dan menerapkan ilmu yang didapatnya tersebut secara serius. Bahkan, sampai sekarang dia masih ingat betul bagaimana cara belajar mengolah vokal dengan baik.
“Suara itu ada di kepala, tenggorokan, di bawah lak-lakan (jakun), dada, dan perut. Kita bawain lagu, kalau untuk lagu-lagu pop biasa, tidak perlu membawakan lagu ini seperti begini karena suara-suaranya biasa. Karena kayak lagu-lagu pop seperti yang dibawakan Broery Pesolima, tidak terlalu banyak mengeluarkan power vokal. Dia hanya bisa menggunakan bariton, bas, pakai vibra,” ujar Cepi.
Ternyata, bernyanyi itu tidak hanya mengeluarkan suara saja, tetapi bagaimana suara tersebut enak didengar oleh telinga para pendengarnya.
“Ketika kita lagi nyanyi, kita harus bisa menghipnotis mereka. Lagu itu harus dijiwai. Kalau kita menyanyi pakai hati maka orang yang mendengar akan terpesona,” ujar Cepi.
Saat menyanyikan sebuah lagu, misalnya lagu tentang cinta. Penyanyi harus memahami makna dari lagu tersebut, lalu membawakannya dengan sepenuh hati, penuh penjiwaan.
“Kita harus benar-benar membawakan seenak mungkin. Ekspresi juga harus kita keluarkan. Ini lagu didengarkan orang. Makanya kalau saya nyanyi itu kadang-kadang suka merem karena saya sedang menjiwai lagu itu,” pungkas anggota komunitas “Seniman Keyboardis Cimahi” (SKC) menjelaskan rahasia suksesnya bernyanyi.
***
Judul: “Cepi Rocker, Penyanyi Rock Senior Asal Kota Cimahi: Bernyanyi Pakai Hati”
Penulis: J. Haryadi
Editor: JHK
Profil penulis:
J. Haryadi adalah nama pena dari Jumari Haryadi. Pria kelahiran Kotabumi, Lampung Utara yang akrab disapa Edi Kohar atau Arie ini memiliki darah Kediri, Jawa Timur dari sang ayah dan Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan dari sang ibu. Dia mulai serius menekuni dunia tulis menulis sejak 2007.
Selain sebagai penulis, jurnalis, dan blogger, pria yang kini berdomisili di Bandung Barat ini juga sedang menekuni dunia fotografi, dan aktif sebagai pegiat pariwisata, seni, dan budaya di Kota Cimahi. Saat ini J. Haryadi sedang merintis usaha di bidang media dengan sahabatnya Adrie Noor. Salah satu media yang dikelolanya adalah media online “Pratama Media News”.
