ArtikelBisnis dan ManajemenOpiniPratama Media NewsReligiSosial

Permasalahan Pengelolaan Sampah, Peluang, dan Tantangan Bersama

Pratama Media News (PMN) – Artikel berjudul “Permasalahan Pengelolaan Sampah, Peluang, dan Tantangan Bersamaini ditulis oleh Budi Sulistyo, CEO bigAmal, Platform donasi online.

Dua hari setelah perayaan kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, di Kabupaten Bandung Barat terjadi kebakaran lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sarimukti. Menurut informasi Kapolsek Cipatat, AKP Kusmawan, penyebabnya karena adanya gas dalam tumpukan sampah dan kondisi cuaca musim kemarau sehingga menambah faktor terjadinya kebakaran.

“Timbunan sampah yang sudah menggunung, sehingga menimbulkan bahan gas, ditambah cuaca musim kemarau, terjadi kebakaran,” ungkap AKP Kusmawan saat dihubungi awak media pada Selasa (22/08/2023) lalu, seperti dilansir dari detik.com.

Peningkatan jumlah timbunan sampah yang tidak diantisipasi dengan pengelolaan yang tepat akan berdampak besar terhadap pencemaran lingkungan. Sampah yang menggunung di lokasi TPA akan menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), seperti emisi gas karbondioksida (CO2) dan gas metana atau metan (CH4).

TPA Sarimukti
Kebakaran sampah di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat yang terjadi pada pertengahan Agustus 2023 – (Sumber: detik.com)

Emisi metan ke atmosfer yang dapat menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon karena merupakan kontributor utama GRK dari TPA dan 21 kali lebih berbahaya dibandingkan emisi gas karbondioksida (CO2). Kondisi terakhir di lokasi TPA Sarimukti, kebakaran sudah reda akibat turun hujan  dan pemulung sudah dapat beraktiftas kembali.

Selang beberapa waktu kemudian, berita kebakaran di beberapa lokasi TPA muncul dalam pemberitaaan nasional, antara lain TPA Putri Cempo Solo, TPA Suwung Denpasar, TPA Jatibarang Semarang, TPA Cikundul Sukabumi, dan TPA Jalupang Karawang, serta TPA Bantargebang Bekasi.

TPA Suwung, Denpasar, Bali
Kebakaran sampah di TPA Suwung, Denpasar, Bali – (Sumber: tribunnews.com)

Ini merupakan “Bom Waktu” yang setiap saat dapat terjadi dan berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Program pemilahan sampah dan daur ulang sudah sering disosialisasikan dan diimplementasikan masyarakat sebagai bagian untuk mengurangi sampah dari Rumah Tangga ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan dari TPS ke TPA. Namun jumlah produksi sampah di masyarakat terus meningkat.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2020, total produksi sampah nasional 67,8 juta ton/tahun atau ± 185.753 ton/hari dihasilkan oleh 270 juta penduduk atau tiap  penduduk memproduksi ± 0,68 kg sampah/hari. Kebakaran yang terjadi di beberapa TPA  merupakan salah satu kontribusi kita sebagai produsen sampah setiap hari.

Pernahkan terbersit berkontribusi untuk mengurangi sampah ke TPA? Lantas jika sampah berkurang ke TPA, bagaimana dengan nasib pemulung yang selama ini bergantung dari sampah? Banyak sekali pertanyaan dari masyarakat atas permasalahan sampah ini, sehingga menjadi tantangan sekaligus peluang bersama.

pemulung sampah
Ilustrasi: Kehidupan pemulung yang memilah sampah untuk diproses menjadi produk daur ulang – (Sumber: scmp.com)

Analogi permasalahan sampah yang turun-temurun ini, diibaratkan seperti seorang yang sedang kelaparan dan sudah berminggu-minggu belum mendapatkan asupan makanan. Pada saat ada orang yang mau membantu, orang yang kelaparan tadi diberikan satu pekerjaan agar menghasilkan uang untuk membeli makanan. Meskipun niat dari orang yang mau membantu tersebut baik dengan memberikan pekerjaan, tetapi permasalahan utama yang belum dapat diselesaikan segera yaitu perut yang kelaparan.

Begitu pula yang terjadi dengan sampah. Program pemilahan sampah dan daur ulang tetap merupakan proses yang berkelanjutan. Bahkan, sangat baik untuk mengubah pola hidup masyarakat ke depan. Namun, untuk mengatasi penumpukan sampah setiap hari di saat masyarakat berproses untuk memilah sampah, diperlukan upaya crash program sehingga penumpukan sampah segera terkurangi dan potensi kebakaran di lokasi TPA dapat diminimalisir.

Dalam hal crash program ini dari beberapa solusi yang ditawarkan oleh banyak peneliti dan inovator. Ada hal menarik dan perlu diupayakan yaitu alat pengolahan sampah berupa incinerator. Alat ini dirancang secara khusus untuk mengolah limbah/sampah  menjadi debu dengan emisi mendekati nol  dan  siap menjadi produk berdaya guna serta bernilai ekonomi baru.

Abu hasil pembakaran sampah dapat diolah menjadi bahan baku batako/paving blok yang bermanfaat untuk masyarakat. Idealnya memang incinerator ini ada di setiap lingkungan Rukun Warga (RW) atau komplek perumahan dengan cara menggalang dana bersama. Adapun untuk pengelolaan dan biaya operasional incinerator tersebut dapat dialihkan dari biaya pengangkutan sampah selama ini ke TPS dan TPA, tanpa merubah iuran sampah yang selama ini berjalan di RW atau komplek perumahan.

BigAmal

Memang tidak akan seperti membalikan telapak tangan karena selain penggalangan dana, nanti akan memerlukan tempat untuk  penampungan sementara  sampah di lingkungan sebelum dibakar di incinerator. Namun, semuanya perlu dicoba dan dilakukan, sama seperti halnya anologi orang yang kelaparan berminggu-minggu di atas. Bahkan, Allah Subhanahu wata’ala memberi jaminan kepada manusia yang berikhtiar dengan sungguh-sungguh dalam surat An-Najm ayat 39-42.

“Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, bahwa sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian dia akan diberi balasan atas (amalnya) itu dengan balasan yang paling sempurna, bahwa sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)”.

Untuk mewujudkan crash program ini, penggalangan dana pengadaan alat pengolahan sampah berupa incinerator akan lebih efektif apabila mengoptimalkan platform donasi online agar mudah diakses, transparan dan jangkauan donatur yang lebih luas.

https://www.bigamal.com/badan-wakaf-rumah-peduli-umat/wakaf-dengan-uang-untuk-pengadaan-pengelolaan-sampah

atau download aplikasi bigAmal di play store/google play

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.bigamal.app

Semoga permasalahan sampah segera teratasi dengan jiwa kebersamaan dan ikhtiar yang sedang digagas menjadi ladang kebaikan bersama.

***

Judul: Permasalahan Pengelolaan Sampah, Peluang, dan Tantangan Bersama
Penulis: Budi Sulistiyo, CEO bigAmal, Platform donasi online
Editor: JHK

Sekilas tentang penulis:

Budi Sulistiyo, CEO bigAmal, Platform Crowdfunding Donasi
Budi Sulistiyo, CEO bigAmal, Platform Crowdfunding Donasi – (Sumber: koleksi pribadi)

Penulis adalah seorang muslim berdarah Jawa, praktisi ekonomi syariah dengan pengalaman bankir syariah 16 tahun, juga penggiat kegiatan filantropi, konsultan, dan motivator Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kini Budi Sulistiyo dipercaya sebagai CEO bigAmal, Platform Crowdfunding Donasi.

 

Artikel Berkaitan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button