Pratama Media News, Pesawaran, Lampung, Jumat (21/07/2023) – Tim Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) bersama Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pelaksana Penyuluh (UPTD BPP) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran mengadakan kegiatan pelatihan dan praktik pembuatan eco enzyme dan sabun serbaguna dengan memanfaatkan limbah Pertanian. Kegiatan tersebut berlangsung pada Jumat, 21 Juli 2023 di Kantor UPTD BPP Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Tegineneng.
Pelatihan dan praktik pembuatan eco enzym dan sabun dengan menggunakan limbah pertanian ini dilaksanakan sehari yaitu sejak pukul 09.00 – 16.30 WIB.
Hadir dalam acara pembukaan acara tersebut di antaranya Plt. Kepala UPTD BPP Dinas TPH Dra. Yurita Viviyani, M.M.; tim dosen Unila, Dr. Yuniar Aviati Syarif S, S.P., M.T.A., Prof Dr. Kordiyana K. Rangga, M. S., Ir. Eka Kasymir, M.S., Dr. Sherly Silvianti, S.P., M.Si., dan; Para Penyuluh Lapangan Pertanian (PPL) Se-Kecamatan Tegineneng dan staf, serta Kelompok Wanita Tani (KWT) Kecamatan Tegeneneng.
Dalam sambutannya Plt. Kepala UPTD BPP Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Kecamatan Tegineneng Dra. Yurita Viviyani, M.M. menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan pelatihan dan praktik pembuatan eko enzyme dan sabun serbaguna dengan memanfaatkan limbah pertanian.
“Ini akan sangat bermanfaat sekali untuk pengetahuan dan bekal penyuluh untuk mensosialisasikan menyampaikan pengetahuan ini kepada masyarakat, khususnya kelembagaan petani yang ada di Kecamatan Tegineneng,” ungkap Yurita.
Plt. Kepala UPTD BPP Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Kec. Tegineneng tersebut menambahkan bahwa saat ini jumlah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di wilayahnya terdiri dari 16 kelompok dengan jumlah Poktan 1.794 orang. Mereka terdiri dari kelompok Wanita Tani ( KWT) dan kelompok tani melenial dari seluruh anggota Poktan yang berjumlah 8.620 anggota. Mereka tersebar di 16 desa di Kecamatan Tegineneng.
“Apalagi bahan bakunya diperoleh dengan memanfaatkan limbah pertanian. Saya berharap para penyuluh dapat mengikuti kegiatan ini dari awal sampai selesai,” pungkas Yurita.
Sementara itu sambutan dari tim Unila yang mewakili Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Ir. Eka Kasymir M. S. dan sekaligus membuka secara resmi acara tersebut mengatakan bahwa sosialisasi kegiatan ini baru pertama kali dilakukan di Kabupaten Pesawaran terpilih Kecamatan Tegineneng, UPTD BPP wilayah I.
“Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Pesawaran yang nanti akan dapat memanfaatkan limbah pertanian sehingga tidak dibuang percuma,” ujar Eka dalam sambutannya.
Eka yakin kegiatan ini nantinya bisa disosialisasikan kepada kelembagaan tani yang ada di Kabupaten Pesawaran, khususnya di Kecamatan Tegineneng oleh para penyuluh lapangan yang masing-masing mempunyai wilayah binaan sendiri di setiap desa.
Dr. Yuniar Aviati Syarif S, S.P.,. M.T.A. dalam presentasinya mengatakan bahwa eco enzyme dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Dia melakukan penelitian sejak 1980-an, kemudian diperkenalkan secara lebih luas oleh Dr. Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.
“Kali ini kami memperkenalkan pembuatan eco enzyme di Tegineneng, Pesawaran. Eco enzyme adalah alternatif dari bahan kimia berbahaya di rumah. Dengan pembuatan eco enzyme, kita mengurangi produksi limbah sintetis dan sampah sisa kemasan produk rumah tangga pabrikan. Dengan membuat eco enzyme kita telah mengurangi beban bumi sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis,” ungkap Yuniar.
Menurut Yuniar, manfaat sehari hari eco enzyme dapat digunakan sebagai karbol, sabun cair alami, pembersih rumah tangga alami, hand sanitizer alami, dan dapat meningkatkan kualitas udara, tanah, dan air, sedangkan untuk manfaat medis eco enzyme mampu melawan parasit dan kuman yang menyebabkan infeksi dalam jantung, kepùtihan, radang otak, radang paru-paru, peradangan sendi, infeksi kulit, dan lain lain.
“Untuk pertanian, para petani tidak perlu khawatir. Eco enzyme memungkinkan juga untuk kita bertani di tanah yang gersang,” tambah Yuniar.
Disamping pembuatan eco enzyme, juga dipraktikkan cara membuat sabun cair serbaguna yang bahan bakunya salah satunya berupa cairan eco enzyme. Sabun serbaguna ini tidak menimbulkan alergi dan panas ditangan. Bahkan, tangan menjadi halus, menghemat pengeluaran, daya bersih sangat kuat dibanding sabun cair merk apapun dipasar.
“Selain itu sabun serbaguna tersebut bisa juga untuk mencuci berbagai kebutuhan rumah tangga,” ujar wanita yang sehari-hari aktif sebagai dosen di Fakultas Pertanian Unila, Provinsi Lampung. (YuVi/PMN).
***
Judul: Tim Fakultas Pertanian Unila dan UPTD BPP Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran Adakan Pelatihan dan Praktik Pembuatan Eco Enzyme dan Sabun Serbaguna
Kontributor: Yurita Viviyani
Editor: JHK