ArtikelPratama Media NewsSosial

Kado Buku untuk Pengantin Baru

Sarkoro Doso, "Kelebihan lain, buku bisa dibaca di mana saja, seperti di perjalanan, di taman, di pantai, di kamar tidur, di rumah makan, dan di perpustakaan."

Pratama Media News: Kado Buku untuk Pengantin Baru – Apa yang akan dihadiahkan kepada teman, kerabat atau handai taulan yang mengundang Anda menghadiri acara pernikahannya? Sangat banyak ragam jenis hadiah yang bisa diberikan sebagai tanda turut berbahgia atas pernikahannya. Mulai dari sekadar seperangkat peralatan makan sampai dengan mobil, rumah, dan tanah. Tinggal pilih, tergantung tebal tipisnya kantong.

Banyaknya pilihan bisa membuat orang bingung memilih, mana yang paling cocok untuk di-“bungkus” yang disesuaikan dengan karakter penerima dan tebalnya dompet.  Namun, kebingungan memilih itu saat ini sudah sangat berkurang. Tradisi kado bergeser dari memberi hadiah berupa barang menjadi uang. Tinggal menentukan seberapa banyak uang yang akan dihadiahkan. Itu juga tergantung tebal tipisnya amplop.

Mengapa uang? Sebagai hadiah, uang memang lebih praktis, simple, tidak harus dibungkus. Jumlahnya juga bisa diseseuaikan dengan kemampuan dan mudah dibawa. Bahkan, untuk yang tidak bisa menghadiri acara secara langsung, bisa mengirim melalui transfer.

Kado
Ilustrasi kado – (Sumber: Lithub.com)

Bagi pihak penerima kado, uang juga lebih fleksibel karena bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti beli beras hingga untuk perluasan dan pengembangan usaha. Tergantung pada tebal tipisnya amplop yang masuk kotak.

Di tempat resepsi kini sudah sangat biasa ketemu tempat untuk menampung amplop berisi uang pengganti kado. Tempat itu berupa kotak yang dihias, ditaruh di tempat strategis, mudah dilihat dan aman. Biasanya ada di dekat tempat tamu masuk, persis di deretan meja para penerima tamu.

Amplop dan transfer” sekarang ini menggantikan tumpukan kado-kado dari para tamu. Dulu, kado yang menggunung menjadi salah satu tanda banyaknya tamu yang datang.

Kita pahami sekarang, perkembangan zaman ternyata juga memengaruhi cara orang memberi hadiah. Zaman sekarang, selain uang, sering terlihat berderet ucapan selamat dalam bentuk berbagai ukuran dan warna-warni karangan bunga. Karangan bunga dilengkapi dengan nama pengirimnya. Banyaknya karangan bunga dan nama pengirimnya menunjukkan luasnya pergaulan dan pertemanan si empunya hajat.

Namun sayangnya, umur karangan bunga biasanya tidak lebih dari satu minggu. Bahkan, kalau itu dipajang di gedung sewaan tempat resepsi dilaksanakan, umurnya tidak akan lebih dari sehari. Setelah resepsi selesai bunga-bunga indah itu akan segera menjadi sampah, padahal harganya cukup mahal.

Perubahan akan selalu terjadi, bentuk hadiah pun dari dulu berubah silih berganti. Untuk itu bolehlah orang berharap agar suatu hari nanti kado hadiah tidak lagi berupa peralatan dapur, kamar tidur dan sumur, uang dan karangan bunga, tetapi berupa buku.

Amplop kado
Ilustrasi: Amplop hadiah buat pengantin dalam acara resepsi pernikahan – (Sumber: bincangmuslimah.com)

Saat ini memang masih jarang ditemui kado buku di pesta pernikahan, padahal bila dibandingkan harga sebuah karangan bunga diperkirakan setara dengan harga satu atau dua buah buku yang cukup bagus. Buku dan karangan bunga memang bukan perbandingan yang apple to apple, tetapi setidaknya ada beberapa kelebihan manfaat buku yang bisa diambil.

Sebuah buku sudah tentu lebih awet dan lebih murah. Bahkan, pun jika dibandingkan dengan kompor, bed-cover dan rice cooker, selain lebih murah, buku juga lebih langgeng.

Kelebihan lain, buku bisa dibaca di mana saja, seperti di perjalanan, di taman, di pantai, di kamar tidur, di rumah makan, dan di perpustakaan. Jika mau, saat di kamar kecil pun orang bisa menyelesaikan hajat sambil membaca.

Apalagi sampai sekarang masih berlaku adagium buku itu jendela dunia.  Sepertinya adagium ini banyak benarnya. Hampir semua hal bisa dituangkan di dalam buku. Hampir semua hal bisa diperoleh dari buku, mulai dari hal sederhana seperti resep membuat tahu bulat hingga topik aktual tentang tips membangun keluarga bahagia dan sejahtera.

Rasanya tidak terbantahkan, buku itu tempat menambah, memperluas, mendalami bebagai macam pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan biasanya akan membuat orang semakin bijak dan semakin rendah hati, tetapi disisi lain akan semakin percaya diri. Sungguh membaca buku itu banyak gunanya.

Menurut informasi dari seorang kawan, sampai sekarang ia masih terkenang-kenang dengan kado pernikahan berupa buku yang diterimanya lebih dari 30 tahun lalu. Satu-satunya kado buku ini masih tersimpan dengan baik dan sesekali dibaca ulang. Sebuah buku karya almarhum Buya HAMKA.

Kawan tersebut menambahkan, pemberi kado buku saat itu berpesan agar buku bagus tersebut dibaca nanti saja setelah ada waktu senggang. Tentu, bagi pengantin baru membaca buku bukanlah aktifitas yang harus segera dilakukan. Untungnya membaca buku memang bisa dilakukan kapan saja.

Bukan hanya untuk pengantin baru, hadiah buku juga bagus untuk pengantin lama dan anak-anaknya. Juga bagi pelajar dan mahasiswa, membaca adalah cara belajar yang paling banyak dilakukan selain mendengar, melihat dan menulis. Dengan membaca mereka akan memperbarui diri terus dan terus.

Saatnya sekarang membayangkan, seandainya dari sekian banyak tamu undangan ada 100 tamu yang memberi hadiah buku. Si pengantin seketika akan memiliki 100 buah buku baru. Sebuah kekayaan batin yang tidak bisa dianggap remeh. Setidaknya 100 jendela telah dibuka untuk melihat dunia yang baru. Sebuah peluang untuk lebih mencerdaskan keluarga, lingkungan, bangsa dan manusia.

Bersiaplah, kalau ada undangan resepsi pernikahan, segera bungkus sebuah buku seindah-indahnya dan jadikan itu kado istimewa. Hadiah Anda akan dikenang sepanjang hayat. (Sarkoro Doso Budiatmoko).

***

Judul: Kado Buku untuk Pengantin Baru
Penulis: Sarkoro Doso Budiatmoko
Editor: JHK

Tentang Penulis:

Sarkoro Doso Budiatmoko, lahir di Purbalingga, Jawa Tengah dari pasangan almarhum Bapak Pranoto dan almarhumah Ibu Fari’ah. Pendidikan hingga SLTA dijalaninya di kota kelahirannya ini,  sedangkan pendidikan tinggi ditempuhnya di IPB (1984), Bogor dan pascasarjana di Iowa State University (1996),  Amerika Serikat.

Sarkosro Doso
Sarkoro Doso Budiatmoko (Sumber: Pratama Media News)

Pengalamannya menjalani berbagai penugasan di Perum Perhutani memperkaya wawasan dan pemikirannya yang sering dituangkan di media massa. Topik tulisannya tidak terbatas pada latar belakang pendidikan dan pekerjaannya saja, tetapi juga menyangkut bidang ekonomi, sosial, budaya, dan sumberdaya manusia. Aktifitasnya menulis tidak surut meski sudah purna-tugas beberapa tahun lalu.

Penikmat buku dan bacaan ini juga dipercaya mengasuh rubrik Kolom di Majalah “Bina Media Berita Kehutanan & Lingkungan” yang diterbitkan oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Tulisan Sarkoro Doso berjudul “Setelah PHL, Lalu?” pernah terbit di Majalah Duta Rimba Edisi 42 (Mar-April 2012) – Penerbit Perum Perhutani, Jakarta, Indonesia.

Kini rimbawan berpengalaman yang berasal dari Perum Perhutani Unit II Jawa Timur aktif menulis blog di Kompasiana. Beberapa tulisannya di platform asuhan Kompas online tersebut di antaranya artikel berjudl “Bijak Memilih: Orang, Pasangan, dan Pemimpin” yang terbit pada 20 Mei 2021 dan artikel berjudul “Hidup Akal Sehat” yang terbit pada 31 Mei 2021.

Penulis dikaruniai tiga orang anak. Saat ini dia menetap di Purwokerto dengan kesibukan menulis dan menjadi staf pengajar di Language Development Center (LDC), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

Seminar Tiara Kusuma
IKLAN acara Seminar “Make up Glamour Bold, Hair Colouring, dan Lomba Make up Bold dan Make up Kreatif” ini ditayangkan oleh Pratama Media News. Pemasangan IKLAN silakan hubungi: 0858-4142-2790

 

 

Artikel Berkaitan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button